Minggu, 31 Maret 2013

Titration Curves of Aminoacids - Amrita University

https://www.youtube.com/watch?v=2vInVzyXluo

Qualitative Analysis of Amino Acids - Amrita University

https://www.youtube.com/watch?v=wmhmAESv72E

Bial's Test - Qualitative Test in Carbohydrates

https://www.youtube.com/watch?v=JboA8Ghyz5A

Fehling-Probe (Fehling's test)

https://www.youtube.com/watch?v=-8OgH_7NL7E

Benedict's Test - Qualitative Test in Carbohydrates

https://www.youtube.com/watch?v=TDFbtEwbmz0

Molisch's Test - Qualitative Test in Carbohydrates

https://www.youtube.com/watch?v=etE8LCWvb-U

Iodine test.AVI

https://www.youtube.com/watch?v=Sbocd5ifsk4

Seliwanoff

https://www.youtube.com/watch?v=H3wBctPPIU0

Tollen's Test

https://www.youtube.com/watch?v=PwRlrXijHSQ

Xanthoproteic Test - Colour Reaction of Proteins

https://www.youtube.com/watch?v=VCzu3sCEE1c

Gram stain 2.mp4

http://www.youtube.com/watch?v=Ly6j4pZFU3A

Gram Staining - Amrita University

http://www.youtube.com/watch?v=vlnIDGmgQfk

Introduction to Microbiology Culture Techniques

http://www.youtube.com/watch?v=Et1v8EQP10U

Aseptic Technique

http://www.youtube.com/watch?v=bRadiLXkqoU

Serial Dilution and Plate Counts

http://www.youtube.com/watch?v=pmRUBYlPMBM

Voges-Proskauer Test - Amrita University

http://www.youtube.com/watch?v=WkGf-hq9QDE

TSI reaction, Urea hydrolysis, Citrate utilization and Indole test

http://www.youtube.com/watch?v=v0NHPyEoZ_k

Rabu, 27 Maret 2013

Kalibrasi/Verifikasi


Pengukuran 
Pengukuran adalah serangkaian operasi yang bertujuan untuk menetapkan nilai besaran ukur (menurut Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology-VIM 1993: 2.1).
Sedangkan hasil pengukuran menurut VIM adalah nilai yang diberikan pada besaran ukur, yang diperoleh melalui proses pengukuran.
Kalibrasi
Kalibrasi menurut ISO/EC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM ) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang di tunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai  yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah di ketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi atau membandingkan alat ukur dengan standard ukur yang mampu telusur sesuai standard internasional ataupun nasional untuk diketahui tingkat akurasinya.

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi dapat berupa penetapan nilai besaran ukur atau penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukkan alat ukur dan juga harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisis ketidakpastian.

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Istilah Kalibrasi biasanya lebih dihubungkan kepada kalibrasi yang dilakukan di luar Perusahaan/Organisasi, sedangkan Verifikasi merupakan kalibrasi yang dilakukan secara internal oleh petugas berwenang yang ditunjuk.
Kalibrasi diperlukan untuk:
  1. Perangkat baru
  2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu
  3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
  4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
  5. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

 Manfaat kalibrasi adalah :
  1. Mendukung system mutu  yang di terapkan di berbagai industry  pada peralatan laboratorium dan produksi yang di miliki.
  2. Mengetahui seberapa  jauh perbedaan ( penyimpangan)  antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Prinsip Dasar Kalibrasi
  1. Obyek ukur (Unit Under test)
  2. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/ Metode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional  atau prosedur yang dikembangkan  sendiri oleh laboratorium yang sudah teruji (diverifikasi))
  3. Operator /teknisi (Dipersyaratkan  operator/teknisi yang mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
  4. Lingkungan yang dikondisikan (Suhu dan  kelembaban  selalu dikontrol, gangguan factor lingkungan luar selalu diminimalkan-sumber ketidakpastian pengukuran)

Verifikasi 
Verifikasi adalah konfirmasi melalui pemeriksaan terhadap barang, alat ukur, bahan uji, tertentu dan pembuktian secara objektif bahwa barang, alat ukur, bahan uji tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Kalibrasi bertujuan menentukan penyimpangan (kesalahan atau koreksi) alat ukur atau bahan ukur terhadap nilai benarnya (nilai pembacaan standar).Pengguna alat ukur perlu melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa alat ukur (atau bahan ukur) dapat digunakan dalam proses yang diperlukan. Dengan demikian verifikasi dilakukan dengan cara membandingkan antara persyaratan proses dengan penyimpangan yang diperoleh dari kalibrasi.

Langkah-langkah untuk melakukan kalibrasi/verifikasi pada suatu Perusahaan/Organisasi:

  1. Identifikasi kesesuaian persyaratan produk beserta proses pemantauan dan pengukuran yang sesuai untuk pemenuhan persyaratan tersebut.
  2. Buat tabel daftar semua alat ukur yang mempengaruhi proses/persyaratan
  3. Lakukan pemilahan apakah alat ukur tersebut akan dikalibrasi eksternal atau dikalibrasi internal.
  4. Buat Jadwal Kalibrasi/Verifikasi untuk setiap alat ukur sesuai dengan kegunaannya untuk beberapa lama waktu yang ditentukan.
  5. Tentukan Perusahaan/laboratorium yang melakukan kalibrasi dan ajukan permohonan kalibrasi eksternal, bila akan dikalibrasi eksternal.
  6. Buat Instruksi Kerja atau standard mampu telusur terhadap verifikasi alat ukur, bila kalibrasi dilakukan secara internal.
  7. Beri identitas terhadap semua alat ukur yang sudah dikalibrasi eksternal maupun internal dan bisa dicatat dalam tabel daftar alat ukur tersebut.
  8. Lakukan pemantauan di lapangan terhadap pemakaian semua alat ukur tersebut dan bila ditemukan alat ukur yang hasilnya menyimpang maka harus menelusuri hasil dari pengukuran sebelumnya agar kesalahan yang terjadi dapat terkendali.   
  • Kalibrasi Neraca  
     1.      Pengontrolan Neraca
    Timbangan/neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/neraca elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).

    2.      Kebersihan Neraca
    Kebersihan neraca harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

    Kalibrasi Termometer Air Raksa
    Proses kalibrasi thermometer dilakukan sebagai berikut :
    1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.
    1. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
    1. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Kalibrasi Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung dapat mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It) dan secara tidak lansung cahaya yang diabsorbsi (Ia), jadi tergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk. Kalibrasi  spektrofotometri terdiri dari kalibrasi panjang gelombang dan kalibrasi absorbansi.
      Kalibrasi Panjang gelombang
1. menggunakan filter gelas holium oksida yang memupnyai panjang gelombang acuan (nm) :
 http://catatankimia.com/wp-content/uploads/clip_image006.jpg
2. Pasang  filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan kompartemen pembandingdibiarkan kosong (udara)
3.  Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.
Kalibrasi Absorbans
  1. Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan A)
  2. Buat larutan kalium dikromat 100 + 1  mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam sulfat (larutan B)
  3. Buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan hasilnya dengan data acuan (+ 2%)
 http://catatankimia.com/wp-content/uploads/clip_image008.jpg
 Sumber: http://catatankimia.com/catatan/kaliberasi-spektrofotometer-uv-vis.html
 Kalibrasi pH Meter Digital

 pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam dan basa dalam suatu larutan atau bahan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. alat ini ada yang digital dan juga analog. pH meter banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitatif. Untuk kalibrasi pH-meter digital diperlukan buffer standar 4, 7 dan 10

  1. Siapkan alat pH-meter beserta elektrode dan larutan buffer
  2. Nyalakan alat dan pilih mode kalibrasi
  3. Bilas elektrode dengan aquadest dan celupkan dalam larutan buffer yang pertama (pH buffer 4)
  4. Bilas elektrode dengan aquadest dan celupkan dalam larutan buffer yang kedua (pH buffer 7)
  5. Bilas elektrode dengan aquadest dan celupkan dalam larutan buffer yang ketiga (pH buffer 10)
  6. catat slope dan bandingkan dengan range slope pada manual alat, pH meter dapat digunakan bila berada dalam range yang terdapat pada manual alat

Kaliberasi pH meter memang sebaiknya dilakukan menggunakan 3 buffer yaitu buffer asam (biasanya ph 4), buffer netral (pH mendekati 7, kadang ada yang tidak pas 7), buffer basa ( pH sekitar 10). Namun terkadang bisa juga kita gunakan dua buffer saja, cara ini khusus untuk sample yang harga pH nya berada dalam rentang buffer standar, contohnya pH 5, maka digunakan beffer pH 4 dan buffer pH 7, kalau yang harganya belum diketahui atau berada diluar range standar sangat lebih baik gunakan 3 buffer.



Prosedur kalibrasi pH meter digital.
1. tekan tombol “mode” untuk memilih pH
2. Tekan tombol Setup dua kali, lalu tekan tombol Enter untuk menghapus standardisasi yang    sudah ada sebelumnya



3. Tekan tombol STD untuk memulai kalibrasi yang baru.


4. Keluarkan elektroda dari wadah larutan. Bilas dengan air suling.



5. celupkan elektroda buffer pH 4, yang merah jambu. Aduk larutan supaya elektroda dapat mendeteksi dengan baik pH sebenarnya.


6. Tekan tombol STD lagi. Setelah membaca stabil, meteran akan kembali ke layar pengukur.Tekan tombol STD lagi untuk melakukan kalibrasi dengan larutan buffer kedua



7. keluarkan larutan buffer pH 4 dan bilas elektroda


8. celupkan elektroda di buffer pH 10 dan aduk memutar. Tekan STD lagi untuk melakukan kalibrasi dengan buffer tersebut. Meteran akan menampilkan slope kalibrasi dan kembali ke layar pengukur.

Sumber: http://catatankimia.com/catatan/kaliberasi-ph-meter.html

    Sabtu, 23 Maret 2013

    Pewarnaan Endospora





    Selain pewarnaan gram endospore juga bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik

    Prosedur Pewarnaan Endospora
    1.    Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan aquades steril.
    2.    buat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen.
    3.    Apusan bakteri digenangi dengan pewarna malakit hijau lalu dipanaskan preparat di atas penangas air mendidih sampai muncul uap air (10 menit) dan dijaga jangan sampai pewarna kering.
    4.    Cuci dengan air mengalir, dikeringanginkan, diwarnai dengan safranin (1-2 menit) lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan lagi.
    5.  Amati ada tidaknya spora dalam sel (bentuk, letak, ukuran terhadap sel vegetatif) menggunakan mikroskop.