Proses sterilisasi adalah salah satu proses yang penting di
laboratorium mikrobiologi. Pada laboratorium mikrobiologi, proses ini
dilakukan di dua tahap, yaitu sebelum analisa dan sesudah analisa.
Sebelum analisa, proses sterilisasi dilakukan untuk menjamin bahwa
alat alat laboratorium dan media mikrobiologi yang akan digunakan sudah
steril dan tidak mengandung mikroorganisme lagi.
Sedangkan setelah analisa, proses sterilisasi digunakan untuk
menjamin bahwa mikroorganisme yang tumbuh sudah mati dan memastikan
mereka tidak menjadi sumber kontaminasi bagi analis dan lingkungannya.
Metoda sterilisasi dilalaboratorium mikrobiologi bisa dipilih
berdasarkan ketersediaan alat dan jenis alat atau bahan yang akan
disterilisasi, :
1.STERILISASI BASAH
Pemanasan basah dalam bentuk uap bertekanan dianggap sebagai metode
yang paling diandalkan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan,
termasuk bakteri spora. Metoda ini menggunakan Autoclave untuk
mensterilkan media bakteri, alat gelas laboratorium , dan barang-barang
logam lainnya.
Umumnya sterilisasi dilakukan pada 1210 C selama 15 menit. Beberapa media membutuhkan sterilisasi pada suhu 1150 C atau 1180 C ,dan tekanan 10 lbs atau 12 lbs tergantung komposisi masing-masing media.
Keadaan tekanan harus dipastikan dari waktu ke waktu karena kadang
kadang kondisi suhu didalam autoclave sendiri tidak konstan. Hal ini
dapat diuji dengan meletakkan 2 botol yang berisi 2% w/v glukosa dalam
2% w/v disodium fosfat dalam Autoclave pada tempat yang berbeda.
Pemanasan akan menghasilkan pencoklatan pada larutan. Botol yang
dekat steam inlet akan lebih coklat dibanding botol lainnya yang
ditempatkan jauh dari steam inlet.
Dalam hal ini sangat direkomendasikan bagi pengguna agar mengikuti
dengan ketat panduan penggunaan alat. Ketika akan menambahkan suplemen,
media steril harus didinginkan terlebih dahulu sebelum penambahan.
Penambahan dibuat secara aseptic kedalam media cair yang didinginkan
pada suhu ruang dan kedalam media agar yang didinginkan pada suhu 45 –
500C. Beberapa garam empedu yang terkandung dalam media
seperti XLD (Xylose Lysine Deoxycholate Agar), Hektoen Enteric Agar
tidak dapat di-Autoclave. Panaskan media hingga mendidih (1000C selama 30 menit) secukupnya.
Pengecekan Sterilisasi
Sangat direkomendasikan untuk mengecek autoclave secara rutin untuk
memastikan performanya masih efektif dan efisien. Pengukuran dilakukan
pada pembacaan suhu dan tekanan autoclave.
Suhu autoclave harus bisa mencapai suhu yang diinginkan dalam keadaan
terisi. Jangan mengisi wadah autoclave secara berlebih dan usahakan
penempatan pada wadah tidak menghalangi arus steam.
2. Sterilisasi Fraksional
Sebelum ada autoclave, cairan dan bahan lain disterilisasikan dengan
cara memberikan uap panas/steam pada suhu 100 C selama 30 menit dan masa
inkubasi masing-masing selama 3 hari. Metode ini disebut sterilisasi
fraksional / sterilisasi kecil.
3. Pemanasan dengan waterbath
Uap panas membunuh mikroorganisme dengan cara denaturasi protein
mikroorganisme. Pada awalnya, penggunaan air mendidih digunakan sebagai
metode uap panas. Media yang mengandung Agar atau gelatin harus di
panaskan supaya dapat larut dengan sempurna. Tetapi air panas tidak
dapat dianggap sebagai media sterilisasi.
4. Pasteurisasi
Pasteurisasi tidak sama dengan sterilisasi. Digunakan untuk
mengurangi jumlah populasi bakteri pada cairan seperti susu dan untuk
membunuh organism yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Spora
tidak hilang dengan proses pateurisasi.
5. Sterilisasi dengan filtrasi / penyaringan
Walaupun pemanasan adalah metode yang sangat berguna mengatur
pertumbuhan mikroorganisme, tetapi terkadang pada beberapa kondisi tidak
dapat digunakan. Filter dikenal pada dunia mikrobiologi sejak tahun
1890an.
Filter adalah media untuk memisahkan mikroorganisme dari larutan.
Sterilisasi dengan filtrasi dilakukan dengan bantuan pompa vakum. Cairan
akan lolos melewati filter, sementara microorganism akan terperangkap
di pori-pori filter.
Dalam preparasi media kultur membrane filter yang digunakan biasanya
memiliki ukuran pori 0.22 µ dan 0.45 µ. Udara juga dapat di filter untuk
menghilangkan mikroorganisme. Filter yang biasa digunakan adalah filter
HEPA (High Efficiency Particulate Air). Filter ini dapat menghilangkan
hingga 99 % partikel termasuk mikroorganisme yang memiliki diameter
diatas 0.3 µm.
6. Sterilisasi Panas
Waktu sterilisasi panas adalah 120 menit pada 160 °C. Sterilisasi
panas digunakan untuk alat-alat seperti alat gelas laboratorium, alat
yang terbuat dari logam yang dapat tahan pada suhu tinggi.
Pada beberapa jenis perusahaan, termasuk perusahaan di industri
farmasi, oven yang digunakan untuk proses sterilisasi panas harus
dilakukan uji kualifikasi untuk menjamin proses ini berlangsung dengan
baik.
7. Pembakaran langsung
Metode paling cepat untuk sterilisasi adalah dengan cara pembakaran
langsung. Nyala api dari Bunsen digunakan untuk sterilisasi bakteri
sebelum memindahkan sampel dari tabung kultur dan setelah inokulasi.
8. Iradiasi Sinar Gamma
Iradiasi sinar gamma memerlukan waktu yang lama untuk sterilisasi.
Sinar Gamma dihasilkan oleh isotop radioaktif, Cobalt 60. Iradiasi sinar
gamma tidak mempengaruhi produk dan menghasilkan material yang bebas
kontaminan.
9. Desinfeksi dengan bahan kimia
Zat kimia sangat efektif digunakan untuk mengatur pertumbuhan
mikroorganisme namun tidak dapat melakukan sterilisasi. Kebanyakan
desinfektan memiliki efek racun, oleh karena itu sangat diperlukan untuk
menggunakan alat keamanan (safety). Peralatan dan ruang lab dapat
dilakukan dekontaminasi dengan cara fumigasi dengan gas formaldehid atau
dengan sinar UV.
Efek pemanasan berlebih
Suhu tunggi dan pemanasan berlebihan dapat menyebabkan penyimpangan
pH, penggelapan media, pengendapan, dan kerusakan media yang lain.
Sangat disarankan untuk semua media kultur harus dibuat dalam keadaan
larutan sebelum sterilisasi, atau jika tidak akan terjadi penggelapan
warna media.
http://alatalatlaboratorium.com/Blog/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar