Sabtu, 23 Maret 2013

UJI MPN



             Bakteri koliform digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi terhadap air, susu dan makanan dan minuman lainnya. Adanya bakteri koliform dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik atau enterotoksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
            Untuk mengetahui koliform dalam suatu contoh biasanya digunakan metode MPN (Most Probable Number) dengan cara fermentasi tabung ganda.  Metode ini lebih baik dibandingkan dengan metode hitung cawan TPC (Total Plate Count) karena lebih sensitive dan dapat mendeteksi koliform dalam jumlah yang sangat rendah dalam contoh.  Uji kualitattif koliform secara lengkap terdiri dari :
a.    Uji Penduga
b.    Uji Penguat
c.    Uji Pelengkap
Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN
a.    Uji Penduga Koliform (MPN Koliform)
            Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menghitung MPN koliform secara sensitif dalam air, yaitu metode 7 tabung dan 15 tabung.  Pengambilan contoh pada metode ini sebanyak 10 mL untuk tabung seri pertama, terutama untuk contoh-contoh yang diduga kandungan koliformnya kecil, sehingga apabila contoh yang diambil terlalu kecil mungkin koliformnya tidak dapat terdeteksi.

Untuk analisa air, dalam uji penduga digunakan medium lactose broth (kaldu laktosa). Inkubasi dilakukan pada suhu 35 derajat celcius selama 24 jam, dan tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham.  Tabung yang tidak menunjukkan pembentukan gas diperpanjang lagi inkubasinya selama 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas , dihitung sebagai tabung nrgatif.  Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri.
a.    Uji Penguat Koliform ( MPN Penguat)
            Terbentuknya gas dalam Lactose broth tidak selalu menunjukkan jumlah bakteri koli karena mikroba lainnya juga ada yang memfermentasi lactose dengan membentuk gas, seperti bakteri asam lactate dan beberapa khamir tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan uji penguat pada agar EMBA (eosin methylene blue agar) dengan menggunakan jarum ose contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing diinokulasikan pada agar cawan EMBA dengan cara goresan kuadran. Semua cawan diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam. Jumlah cawan EMBA pada masing-masing pengenceran yang menunjukkan adanya koliform dihitung.
b.   Uji Pelengkap Koliform
            Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMBA dipilih masing-masing koloni yang mewakili koloni fekal (mempunyai diameter 0.5 – 1,0 mm dan berwarna gelap dengan sinar hijau metalik / keemasan), dan satu koloni yang mewakili koliform non fekal (diameter 1,0 – 3, 0 mm, berwarna merah muda dan bagian tengah berwarna gelap seperti mata ikan).
            Uji pelengkap dilakukan untuk melihat apakah isolat yang diambil benar merupakan bakteri koliform. Dari masing-masing koloni dibuat pewarnaan gram dan sisanya masing-masing dilarutkan kedalam 3 mL larutan pengencer steril. Dari  suspense bakteri tersebut diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose kedalam tabung berisi lactose broth dan tabung durham dan digoreskan pada agar miring Nutrien Agar (NA). tabung diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam dan 48 jam, dan diamati adanya pertumbuhan  dan pembentukan gas didalam lactose broth. Koloni yang menunjukkan reaksi pewarnaan gram negative berbentuk batang dan membentuk gas di dalam lactose broth merupakan uji lengkap adanya koliform.
            Untuk mengetahui adanya bakteri koliform pada bahan atau contoh pengujian cukup sampai disini, akan tetapi jika akan dideteksi jenis koliform yang ada dalam contoh bisa dilakukan uji IMViC (Indol Methyl, Voges-Proskaeur, dan Citrate).
 

1 komentar: